Blogger putus cinta bag 1

Posted by Omem qRen on Thursday, April 21, 2011

Latar : Kota Sungai Penuh Jambi...

Angin danau yang berhembus terasa begitu dingin menusuk ketulang hingga ke ubun2 ane gan. Padahal kalau ane merhatiin orang lain ga ada seorangpun yang memakai pakaian berlebih (jacket, dll) tapi kenapa hanya ane yang kedinginan. Entah karena blon terbiasa dengan cuaca disini atao ada sebab lainnya yang pasti ane ga tahu...

Ane hanya terpaku tertunduk lemas disamping seorang cewek yang dulunya adalah pacar ane. Ssampai sekarang pun ane masih sangat sayang ma ne anak, cuman ga tahu juga entah apa sebabnya ane di putusinnya 6 tahun yang lalu....

Setengah jam berselang ane tertunduk ga bisa bicara apa - apa sampai akhirnnya ane paksakan untuk mengeluarkan kalimat...

"Jadi benar ya lo mau merrid?"
Air mata ane ngalir tanpa sanggup ane bendung dan ane pun masih belum sanggup menatap wajahnya...
"Iya, rencananya akhir bulan ini...Gw sengaja ga bilang karena gw tahu lo bakal bereaksi kyak gini..."
Dengan mata yang basah, ane langsung nengok ke arah dia dengan perlahan. Ane kembali terdiam ngeliat ekspresi wajahnya yang mulai tampak bimbang...
Tanpa sanggup mengeluarkan kata apapun, ane terus terpaku menatap wajahnya dengan mata yang semakin basah. Fikiran ane jadi blank dan ga bisa memikirkan apapun. Waktu seakan berhenti dimatanya yang juga mulai berkaca...

Entah apa yang menggerakkan ane, seakan wajahnya semakin mendekat dan semakin mendekat. Tampak jelas kelembutan kulit pipinya didepan mata ane....

Untuk sesaat, jantung ane bergetar dengan sangat kencang. Darah seakan naik kekepala dan roh ane bagaikan pergi meninggalkan tubuh ane jauh keatas...

Terasa begitu lembut dan menentramkan hati.
"Oh Tuhan. Hampa sangat menginginkan ketentraman ini menjadi halal dan bernilai ibadah ya Tuhan..."
Sebuah doa mengalir tanpa sadar di dalam hati ini. Sebuah doa tulus yang tak pernah ane ucapkan sebelumnya. Dalam hati ini hanya ada satu pengharapan terhadap doa yang baru terucapkan. Meski tak ada yang mustahil di hadapan sang maha pencipta, namun hati ini terlalu remuk untuk berharap pada doa yang tanpa sadar terucapkan tersebut...

Masih dalam suasana hati yang hening, perlahan bayangan Muthia mulai membuyar dan berjalan menjauh meninggalkan ane yang berlumuran air  mata. Sebuah luka yang begitu dalam meninggalkan bekas tak terobati.

Kecupanmu pun menambah dalam luka hati ini hingga terasa sangat mustahil untuk kembali tegar seperti dulu. Kaki ane terasa begitu dan terpaku untuk beranjak ketempat lain serasa ada yang menahan diri ini untuk pergi. Ku hanya terpaku terdiam menatapi tersembunyinya metari dibalik bebukitan. Menarik selimut hitamnya meninggalkan siang....

{ 0 comments... read them below or add one }

Post a Comment

Setetes komentar anda sangat berguna demi perbaikan blog kami...
Click andapun sangat berguna untuk income kami bila anda dilakukan pada tempat dan waktu yang tepat...
Silahkan tinggalkan komentar anda dengan baik dan benar.... hehehehe...